Nazam Sunyi

On Minggu, 30 Januari 2011 0 komentar








Nazam Sunyi

Menazamkan sunyi

ke geliat kata-kata terangsang api

kebencian


Padamlah seketika

epitaf-epitaf penuh caci

kembali ke estetika seni

sesungguhnya


serupa Rendra membacakan

suarasuara nurani

ke hadap kelaliman di mata


Aksara bunga

elok rupawan kelopaknya

namun menyimpan seribu duri

yang diam-diam menikam

alam bawah sadar


ah, aku tiba-tiba ingin

turun ke jalan-jalan

membawa keranda dan kafan

untuk mereka yang telah menjadi

bangkai


agar mereka tersentak

serta tersadar dari puncak

tempat mereka berpijak

dari kepongahan sumbang


serta agar hujan dan kemarau

berdansa bersama

di ketika musim panen

petani-petani desa


namun ingin tinggallah mimpi

selalu mati di ujung pedang takbir

seiring suria terjaga


maka tumbuhlah benih-benih

baru, serupa mekarnya cendawan

di kayu-kayu malang melintang

di terjang banjir bandang


sunyi tinggallah sendiri

meraut kata kembali

bila bencana kembali

datang

0 komentar:

Posting Komentar